KERAJINAN ANYAMAN PURUN MASIH MENJADI MATA PENCAHARIAN UTAMA MASYARAKAT DI HSU

AMUNTAI – Kalimantan Selatan dikenal sebagai salah satu provinsi yang menghasilkan kerajinan anyaman lokal yang terbuat dari tanaman purun. Purun merupakan jenis endemik di ekosistem gambut berasal dari tumbuhan rumput liar di dekat air atau rawa.

Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU) memiliki banyak wilayah perairan, pasalnya sebagian besar merupakan daerah rawa. Tak heran dimana sampai saat ini masih banyak masyarakatnya yang membuat anyaman purun untuk menjadi mata pencaharian utama. 

Salah satu desa yang sebagian besar masyarakatnya bekerja sebagai pengrajin purun adalah Desa Tambak Sari Panji, Kecamatan Haur Gading, Kabupaten HSU.

Sarkiah, salah satu pengrajin purun Desa Tambak Sari Panji mengatakan, dirinya sudah 25 tahun sebagai pengrajin purun, yang membuat bertahan sebagai pengrajin purun hingga saat ini adalah kerajinan purun menjadi usaha yang menjanjikan potensi kesejahteraannya dibandingkan usaha yang lain.

Ia juga menambahkan, secara letak geografis Desa Tambak Sari Panji memiliki lahan gambut yang sangat luas menjadikan sebagian masyarakatnya mudah untuk mencari bahan baku purun.

Selain mudah mendapatkan bahan baku tanaman purun yang dikarenakan letak geografis HSU yang didominasi oleh rawa, pembuatan anyaman purun pun sangat beragam dan sangat mudah diaplikasikan menjadi berbagai bentuk kerajinan tangan seperti tas, topi, hingga karpet.

“Untuk harga hasil kerajinan purun sangat bervariasi, misalnya untuk harga tas dengan ukuran besar harganya Rp50.000, ukuran sedang Rp40.000, ukuran kecil Rp30.000 dan untuk tikar dijual dengan harga Rp10.000.

Sarkiah juga mengungkapkan, dirinya bersama pengrajin purun yang ada di Desa Tambak Sari Panji juga mempunyai kelompok kerja dengan nama “Manuntung” yang beranggotakan 52 orang.

“Kelompok kerja ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan juga saling bertukar ilmu kepada sesama pengrajin purun” pungkasnya. (Diskominfo/Putra)