Amuntai – Petani yang ada di Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU) berharap musim kemarau lebih panjang agar mereka bisa memanen semua padi yang ditanam. Sebagian petani sudah ada yang mulai tanam pada awal bulan Juni, yaitu pada lahan watun 1.
Saat ini telah mulai memasuki masa panen. Untuk lahan watun 1 memang tidak beresiko, karena lahan yang ditanami bukan merupakan lahan rawa yang dalam.
Seperti di Desa Pasar Senin dan Kandang Halang yang sebagian lahannya sudah mulai panen, Ahmad salah satu petani mengatakan bahwa sebagian padi sudah bisa dipanen, sedangkan sebagian lainnya masih menunggu beberapa minggu lagi.
Pada awal musim kemarau, lahan pertanian sempat mengalami kekeringan, namun beruntung masih bisa diairi dengan menggunakan sumber air yang ada disekitar sawah dengan alat bantu mesin pompa air.
“Untuk lahan watun 1 memang panen lebih awal, karena masa tanam juga lebih awal tidak menunggu lahan kering. Namun sebagian menunggu lahan kering akibat terendam air di musim penghujan sebelumnya,” ungkapnya.
Sedangkan untuk lahan watun 2 dan watun 3 masih masa pertumbuhan dan memerlukan waktu lebih lama agar bisa dipanen pada usia yang tepat. Lahan watun 2 dan watun 3 berada di daerah hilir seperti Kecamatan Babirik, Danau Panggang, dan Paminggir.
Purna Kusuma Yana, salah seorang Penyuluh Pertanian mengatakan, saat ini masih sebagian kecil lahan pertanian yang telah memasuki masa panen, yaitu lahan pertanian yang bukan merupakan daerah rawa dan yang melakukan tanam lebih awal.
“Agar hasil panen lebih maksimal, diharapkan musim kemarau bisa sampai bulan Oktober hingga November agar seluruh lahan pertanian sempat dipanen,” ujarnya.
Pada tahun lalu, beberapa lahan pertanian gagal panen akibat lahan pertanian yang belum saatnya panen sudah terendam air, karena musim penghujan datang lebih awal. Di Kabupaten HSU lahan rawa sangat luas hampir 89% yang sebagian digunakan untuk lahan pertanian di saat musim kemarau. Sedangkan pada musim penghujan lahan rawa ini akan dipenuhi air dan tidak bisa ditanami.
Itu sebabnya sebagian besar warga hanya bisa menanam padi sebanyak 1 kali dalam 1 tahun, pada musim penghujan warga beralih pekerjaan menjadi nelayan, mencari ikan di lahan pertanian yang telah berubah menjadi hamparan air. (Diskominfo/tim/indah).