RSUD PAMBALAH BATUNG AMUNTAI GELAR DIKLAT K3 DAN PENANGGULANGAN BENCANA

AMUNTAI – Guna memberikan pembekalan kepada para staf dan pekerja rumah sakit, khususnya yang memiliki resiko tinggi, RSUD Pambalah Batung Amuntai menggelar Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) “In House Training Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) serta Penanggulangan Bencana di Rumah Sakit”.

Kegiatan yang dilaksanakan selama dua hari 27-28 Juli 2019 di aula RSUD Pambalah Batung, dilaksanakan oleh tim akreditasi RS, Pokja MFK, Tim K3RS, serta sub Kepegawaian dan Diklat RSUD PB Amuntai yang bekerjasama dengan Perhimpunan Ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pusat.

Direktur RSUD Pambalah Batung Amuntai yang diwakili Kabid Tata Usaha Rahmi Fadillah saat membuka kegiatan, Sabtu (27/7) menyebut, tujuan pelatihan ini dilakukan untuk membekali para staf rumah sakit khususnya bagi para pekerja yang langsung berhubungan dengan pekerjaan beresiko tinggi.

“Karenanya dengan pelatihan ini, diharapkan dapat menggali masalah dalam konteks K3 rumah sakit yang spesifik dan substantif,” katanya.

Dirinya menyebutkan, bahwa perlindungan bagi sistem kerja di rumah sakit terkait erat dengan situasi normal maupun abnormal (bencana). Melalui program perlindungan terhadap seluruh manusia dan aset di rumah sakit tentunya harus dibentuk sedemikian rupa melalui penerapan manajemen K3 yang terintegrasi dalam manajemen rumah sakit.

Oleh karenanya, akreditasi rumah sakit di bidang k3 menjadi kebutuhan mendasar yang diperlukan setiap rumah sakit. “Sehingga dasar pelaksanaan dari hal tersebut yakni pelatihan K3 menjadi wajib dilakukan secara bertahap dan terprogram sesuai rencana strategis rumah sakit,” terangnya.

Dirinya juga berharap, selama pelatihan berlangsung bisa dimanfaatkan dengan baik oleh seluruh peserta.” Apa-apa yang belum dimengerti dapat langsung ditanyakan kepada narasumber/ahli,” tandanya.

Sementara itu, Ali Syahrul selaku Ahli K3 dari RS Umum Pusat Fatmawati Jakarta sekaligus narasumber dalam kegiatan ini, menekankan akan pentingnya K3 bagi para pekerja di rumah sakit, tidak hanya sebagai standar memperoleh akreditasi rumah sakit, akan tetapi lebih kepada menjaga keselamatan, kesehatan, serta perlindungan para karyawan dan pasien.

“Hal ini juga terkait peningkatan mutu dan keselamatan pasien, tata kelola rumah sakit, akses ke RS dan kontinuitas pelayanan, kompetensi dan kewenangan staf, pencegahan dan pengendalian infeksi, manajemen fasilitas, keselamatan, dan lainnya sebagainya,” imbuhnya. (Diskominfo/wahyu)